Pilihlah sebuah topik yang menarik menurut kita, jangan mengerjakan semua ide. Mungkin saja kita dapat mengerjakan sebagian atau semua ide. Tapi itu akan menghabiskan banyak waktu. Hal penting untuk melakukan eksperimen adalah mempelajari lebih banyak tentang ilmu itu sendiri. Tidak perlu harus sangat lengkap dan diharapkan menjadi sukses dalam melakukan eksperimen kita. Tapi yang pasti eksperimen yang bagus dapat dikembangkan untuk menjawab pertanyaan yang mendasar tentang kejadian dan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Cara mudah untuk memilih sebuah topik :
1. Perhatikan alam sekitar kita; Gunakan kalimat "saya ingin tahu mengapa......." , hal tersebut akan sangat membantu kita dalam mendapatkan topik. Sebagai contoh ”Saya ingin tahu mengapa bunga yang dipotong tangkainya bisa tetap segar didalam vas yang berisi air?” Pertanyaan ini akan mendorong kita untuk melakukan eksperimen. Apakah ada pengaruh selain air yang membuat bunga tetap segar? Atau apakah cara pemotongan ranting dapat mempengaruhi kesegarannya? Pertanyaan-pertanyaan yang berkelanjutan ini akan membuat kita mendapatkan topik untuk melakukan eksperimen. Tetaplah buka mata dan telinga kita, dan mulai menayakan pada diri kita sendiri dengan pertanyaan penyelidikan.Ada sejumlah pertanyaan yang dirumuskan dan ada pula yang ditanyakan kepada diri kita sendiri yang dapat digunakan untuk mengembankan topik kegiatan ilmiah. Pertanyaan ini dapat membimbing kita untuk mengembangkan eksperimen, topiknya tentang genetika.
2. Pengalaman diri kita sendiri; Kita pasti pernah mengalami sakit flu. Sakit flu memang tidak menyenangkan, tetapi kita dapat menggunakan ketidaknyamanan ini sebagai alat untuk memilih topik eksperimen kita. Kita dapat mencatat bahwa jika sakit flu makanan terasa tidak enak. Kemudian kita tidak dapat mencium aroma makanan tersebut karena hidung tersumbat. Seharusnya kita akan mempunyai pertanyaan apakah penciuman akan mempengaruhi rasa? Catatlah hipotesis mu dan mulailah merancang sebuah eksperimen.
3. Dapatkan dari majalah ilmiah atau buku kumpulan kegiatan ilmiah: Dari majalah ilmiah kita bisa mendapatkan fakta-fakta yang menarik bagi kita dan yang membimbing kita untuk membuat pertanyaan-pertanyaan penyelidikan. Jangan berharap ide-ide topik dalam majalah ilmiah, apalagi instruksi-instruksi mengenai langkah-langkah eksperimen dan rancangan eksperimen. Sebuah artikel dapat membawa kita memikirkan pertanyaan-pertanyaan penyelidikan lainnya. Buku-buku kumpulan kegiatan ilmiah dapat memberikan ide-ide eksperimen dan dapat mempertajam kemampuan kita dalam mengemukakan pertanyaan-pertanyaan penyelidikan.
Ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan seperti jangan berkesperimen dengan hewan bertulang belakang atau bakteri, melainkan dengan ijin khusus dari organisasi setempat di daerah kita. Eksperimen juga tidak boleh merusak atau mengintimidasi subyek eksperimen
Sumber :Johanes Surya, Penelitian Ilmiah Remaja
PROSES PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu siklus. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara terus menerus.
Tahapan-tahapan penelitian itu adalah:
1. Identifikasi masalah
2. Perumusan masalah
3. Penelusuran pustaka
4. Rancangan penelitian
5. Pengumpulan data
6. Pengolahan data
7. Penyimpulan hasil
Tahapan ini hendaknya tidak dilihat sebagai lingkaran tertutup, tetapi sebagai suatu spiral yang semakin lama makin tinggi. Penyimpulan hasil suatu penelitian akan merupakan masukan bagi proses penelitian lanjutan, dan seterusnya.
1. Identifikasi masalah
Penelitian dimulai dari pertanyaan yang belum dapat dijawab oleh seorang peneliti. Untuk ini diperlukan adanya motivasi yang berupa rasa ingin tahu untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, perlu diadakan identifikasi masalah dan lingkungan masalah itu. Masalah penelitian selanjutnya dipilih dengan kriteria, antara lain apakah penelitian itu dapat memecahkan permasalahan, apakah penelitian itu dapat diteliti dari taraf kemajuan pengetahuan, waktu, biaya maupun kemampuan peneliti sendiri, dan lain-lain. Permasalahan yang besar biasanya dibagi menjadi beberapa sub-masalah. Substansi permsalahan diidentifisikasikan dengan jelas dan konkrit. Pengertian-pengertian yang terkandung didalamnya dirumuskan secara operasional. Sifat konkrit dan jelas ini, memungkinkan pertanyaan-pertanyaan yang diteliti dapat dijawab secara eksplisit, yaitu apa, siapa, mengapa, bagaimana, bilamana, dan apa tujuan penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel yang akan diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel tersebut.
2. Perumusan masalah
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi mengenai masalah yang mau dijawab atau memadukan pengetahuannya menjadi suatu perumusan. Untuk itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak hasil penelitian. Permasalahan yang masih samar-samar dan diragukan mulai dipertegas dalam bentuk perumusan yang fungsional. Verbalisasi gagasan-gagasan dapat dirumuskan agar orang lain dapat memahaminya. Pandangan-pandangan teori diuraikan secara jelas, sehingga mudah diteliti dan dapat dijadikan titik tolak penelitian. Perumusan masalah dapat dilakukan dengan pembuatan model. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
3. Penelusuran pustaka
Penelitian dimulai dengan penelusuran pustaka yang berhubungan dengan subyek penelitian tersebut. Penelusuran pustaka merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan informasi yang relevan untuk penelitian. Penelusuran pustaka dapat menghindarkan duplikasi pelaksanaan penelitian. Dengan penelusuran pustaka dapat diketahui penelitian yang pernah dilakukan dan dimana hal itu dilakukan.\
4. Rancangan penelitia
Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian.
5. Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan rancangan penelitian yang telah ditentukan. Data tersebut diperoleh dengan jalan pengamatan, percobaan atau pengukuran gejala yang diteliti. Data yang dikumpulkan merupakan pernyataan fakta mengenai obyek yang diteliti.
6. Pengolahan data
Data yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan dan diorganisasikan secara sistematis serta diolah secara logis menurut rancangan penelitian yang telah ditetapkan. Pengolahan data diarahkan untuk memberi argumentasi atau penjelasan mengenai tesis yang diajukan dalam penelitian, berdasarkan data atau fakta yang diperoleh. Apabila ada hipotesis, pengolahan data diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Dari data yang sudah terolah kadangkala dapat dibentuk hipotesis baru. Apabila ini terjadi maka siklus penelitian dapat dimulai lagi untuk membuktikan hipotesis baru.
7. Penyimpulan hasil
Setiap kesimpulan yang dibuat oleh peneliti semata-mata didasarkan pada data yang dikumpulkan dan diolah. Hasil penelitian tergantung pada kemampuan peneliti untuk menfasirkan secara logis data yang telah disusun secara sistematis menjadi ikatan pengertian sebab-akibat obyek penelitian. Setiap kesimpulan dapat diuji kembali validitasnya dengan jalan meneliti jenis dan sifat data dan model yang digunakan.
KATEGORI PENELITIAN
Penelitian dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis penelitian, misalnya:Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.
Penelitian historis menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan penafsiran fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan generalisasi yang berguna untuk memahami, meramalkan atau mengendalikan fenomena atau kelompok fenomena. Penelitian jenis ini kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter karena acuan yang dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen. Penelitian historis dapat bersifat komparatif, yakni menunjukkan hubungan dari beberapa fenomena yang sejenis dengan menunjukkan persamaan dan perbedaan; bibliografis, yakni memberikan gambaran menyeluruh tentang pendapat atau pemikiran para ahli pada suatu bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-dokumen tentang hal tersebut : atau biografis, yakni memberikan pengertian yang luas tentang suatu subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang diterima oleh subyek itu dalam masa pembentukan pribadinya serta nilai subyek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.
Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu; analitis kualitatif untuk menjelaskan fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis tanpa menggunakan model kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.
Penelitian teoritis adalah penelitian yang hanya menggunakan penalaran semata untuk memperoleh kesimpulan penelitian. Proses penelitian dapat dimulai dengan menyusun asumsi dan logika berpikir. Dari asumsi dan logika tersebut disusun praduga (konjektur). Praduga dibuktikan atau dijelaskan menjadi tesis dengan jalan menerapkan secara sistematis asumsi dan logika. Salah satu bentuk penerapan asumsi dan logika untuk membentuk konsep guna memecahkan soal adalah membentuk model kuantitatif. Dalam beberapa penelitian teoritis tidak diadakan pengumpulan data.
Penelitian ekperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan menciptakan fenomena pada kondisi terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu. Dalam bentuk yang paling sederhana, pendekatan eksperimental ini berusaha untuk menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti mungkin. Dalam penelitian eksperimental banyak digunakan model kuantitatif.
Penelitian rekayasa (termasuk penelitian perangkat lunak) adalah penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Rancangan tersebut merupakan sintesis unsur-unsur rancangan yang dipadukan dengan metode ilmiah menjadi suatu model yang memenuhi spesifikasi tertentu. Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisiensi, efektif dan dengan biaya yang murah. Penelitian perangkat lunak komputer dapat digolongkan dalam penelitian rekayasa.
METODE ILMIAH
Metode ilmiah digunakan oleh para ilmuwan sebagai alat untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan. Metode ilmiah adalah suatu proses berpikir untuk mendapatkan cara penyelesaian yang mungkin terhadap suatu masalah. Proses tersebut termasuk dengan mencoba tiap-tiap kemungkinan untuk mendapatkan pemecahan yang terbaik. Tahap-tahap metode ilmiah meliputi :
1. Pengumpulan informasi
2. Identifikasi masalah
3. Perumusan Hipotesis
4. Eksperimen
5. Perumusan kesimpulan
Ad 1. Pengumpulan informasi
Sumber informasi antara lain : pengalaman diri sendiri, sumber-sumber ilmu pengetahuan ataupun data dari penelitian yang berhubungan dengan percobaan-percobaan yang akan dilakukan. Misalnya kita menemukan roti ketika akan makan roti yang dibeli ibu kemaren sore. Mungkin saja informasi dari pengalaman pribadi tersebut bisa saja mendorong kita untuk melakukan sebuah penelitian.
Atau kita pernah mendengar informasi dari guru bahwa jamur dapat tumbuh pada suhu atau kelembaban tertentu pada pelajaran biologi. Teori ini seharusnya dapat mendorong kita untuk melakukan penelitian lebih jauh
Ad 2. Identifikasi masalah
Penelitian seharusnya sesuatu yang baru. Ia harus menambahkan pengetahuan baru pada bidang penelitian sehingga kita harus menampilkan dengan cara bagaimana karya kita mengeksplorasi bidang/issu/pertanyaan yang sebelumnya tidak pernah dieksplorasi, atau belum dieksplorasi secara detail, dan atau tidak dieksplorasi dengan cara yang diterapkan dalam penelitian yang kita kerjakan. Dengan kata lain, kita perlu memberikan alasan rasional bagi penelitian yang kita kerjakan (yaitu menjelaskan mengapa kita melakukan hal tersebut).
Masalah adalah pertanyaan ilmiah yang akan dicari solusinya. Masalah dapat diungkapkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Masalah pertanyaan didefinisikan dengan mengajukan sebuah pertanyaan yang jawabannya belum diketahui, dan yang dikaji dalam penelitian yang kita kerjakan. Untuk mempermudah dapat pula digunakan pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak. Misalnya bagaimana lampu mempengaruhi perkembangbiakan jamur roti pada roti tawar.
Hal-hal yang harus kita perhatikan adalah sebagai berikut : Batasi masalah. Perhatikan bahwa pertanyaanmu sebelumnya adalah mengenai suatu proses kehidupan jamur. Kita bisa membatasi pertanyaanmu hingga pada satu jenis jamur atau pada beberapa kondisi suhu dengan cara menggunakan beberapa lampu dengan daya berbeda. Pilih masalah yang dapat dipecahkan
Ad 3. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah suatu ide untuk menyelesaikan suatu masalah. Hipotesis merupakan kunci keberhasilan suatu eksperimen. Hipotesis merupakan salah satu bentuk konkrit dari perumusan masalah. Dengan adanya hipotesis, pelaksanaan penelitian diarahkan untuk membenarkan atau menolak hipotesis. Pada umumnya hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menguraikan hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dan tak bebas gejala yang diteliti. Hipotesis mempunyai peranan memberikan arah dan tujuan pelaksanaan penelitian, dan memandu ke arah penyelesaiannya secara lebih efisien. Hipotesis yang baik akan menghindarkan penelitian tanpa tujuan, dan pengumpulan data yang tidak relevan. Tidak semua penelitian memerlukan hipotesis.
Hipotesis menghubungkan dua faktor. Sebagai contoh, pada penelitian jamur di atas, dua faktor yang berhubungan adalah adalah lampu dan pertumbuhan jamur. Hipotesis yang mungkin muncul untuk menjawab pertanyaan di atas adalah : saya percaya bahwa jamur tidak memerlukan cahaya untuk berkembang biak.
Dasar-dasar hipotesis yang saya gunakan :
• Tumbuh-tumbuhan dengan klorofil memerlukan cahaya untuk hidup. Jamur tidak mempunyai klorofil
• Dari informasi yang saya dapat bahwa jamur roti dapat tumbuh pada roti tawar yang diletakan dalam kotak roti yang gelap
Pada mulanya tidak banyak orang berpendapat bahwa penelitian lebih berhubungan dengan pengumpulan fakta-fakta daripada menduga-duga jawaban suatu masalah. Belakangan baru diyakini manfaat hipotesis bagi pelaksanaan penelitian. Hipotesis mengkonkritkan dan memperjelas masalah yang diselediki, karena dalam hipotesis secara tidak langsung ditetapkan lingkup persoalan dan jawabannya. Pada gilirannya hipotesis memberikan arah dirumuskan secara baik, proses penelitian lebih terjamin akan berlangsung secara teratur, logis dan sistematis menuju pada tujuan akhir penelitian. Selain dari itu hipotesis, memberikan jalan yang cepat dan efisien ke arah penyelesaian masalah. Tanpa hipotesis, pengumpulan data dan informasi akan dilakukan secara membabi-buta. Hipotesis memberikan batasan data yang diperlukan atau sesuai dengan kebutuhan penelitian
Ad 4. Eksperimen
Eksperimen adalah proses pengujian hipotesis. Sesuatu yang mempengaruhi eksperimen disebut variabel. Ada tiga jenis untuk mengidentifikasi eksperimen: variabel bebas, variabel tidak bebas dan variabel pengontrol.
Variabel bebas adalah variabel yang bisa diubah. Variabel tak bebas adalah variabel setelah pengamatan, bisa berubah karena dipengaruhi variabel bebas. Variabel-variabel yang tidak berubah disebut variabel variabel pengontrol. Pada eksperimen perkembangbiakan jamur roti, variabel bebasnya adalah cahaya dan variabel tak bebas adalah perkembang biakan jamur roti. Sedangkan variabel pengontrolnya aalah suhu dan lingkungan.
Untuk mendapatkan hasil yang terbaik lakukan eksperimen lebih dari sekali. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : Hanya ada satu variabel bebas selama melakukan eksperimen; Ulangi eksperimen lebih dari satu kali untuk menegaskan hasil eksperimen
Ad 5. Perumusan kesimpulan
Kesimpulan adalah intisari dari hasil eksperimen dan pernyataan mengenai hubungan hasil eksperimen dengan hipotesis, termasuk juga alasan-alasan yang menyebabkan hasil eksperimen hasil eksperimen berbeda dengan hipotesis. Jika perlu kesimpulannya dapat diakhiri dengan memberikan masukan-masukan untuk pengujian selanjutnya.
Jika hasil eksperimen tidak mendukung hipotesis : Jangan ubah hipotesis tersebut; Jangan buang hasil eksperimen yang tidak mendukung hipotesis kita;Berikan alasan-alasan yang mungkin menyebabkan adanya perbedaan antara hipotesis kita dengan hasil eksperimen; Berikan cara-cara yang dapat digunakan dalam percobaan selanjutnya untuk memperkuyat eksperimen awal kita.
Jika hasil eksperimen mendukung hipotesis: Sebagai contoh, kita bisa mengatakan : menurut hipotesis saya, saya yakin bahwa jamur roti tidak memerlukan cahaya untuk berkembang biak. Hasil eksperimen saya mendukung ide tersebut bahwa jamur roti dapat berkembang biak tanpa cahaya. Setelah 21 hari, jamur roti telah tumbuh pada bahan uji, baik bahan yang ditempatkan di tempat gelap dan juga bahan uji, yang diberi cahaya. Kemungkinan temperatur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi, dimana temperatur dalam kotak tertutup lebih tinggi daripada dalam kotak terbuka. Untuk pengujian selanjutnya, saya akan memilih temperatur sebagai variabel bebas dan menguji pengaruh perubahan temperatur terhadap pertumbuhan jamur roti.
(Sumber: Katalog Perpustakaan UNS Online)
No comments:
Post a Comment